Kisah Eks Diplomat Mengajar Anak Miskin India di Trotoar Saat Pandemi COVID-19


 Pasangan suami-istri di Kota Delhi memberi edukasi gratis buat beberapa anak jalanan yang tidak dapat bersekolah, sebab pemberlakuan lockdown waktu epidemi Virus Corona COVID-19. Edukasi itu diberi supaya beberapa anak itu tidak tertinggal pelajaran waktu sekolah mulai dibuka kelak.

Teknik Permainan Over Under

Mencuplik Hindustan Times, Senin (21/9/2020), Veena, seorang vokalis serta nenek dari tiga cucu serta suaminya Virendra Gupta, putuskan untuk turun ke jalan serta mengajar beberapa anak jalanan di Kota Delhi yang terserang efek Virus Corona COVID-19. Mereka buka kelas di tepi jalan di Ibu Kota India persisnya di atas trotoar lebar berbatu merah.


Beberapa anak berumur 4 sampai 14 tahun bawa tas serta buku lebih dari 2 km. dari gubuk beratap jerami mereka di pinggir Sungai Yamuna ke ruangan kelas dadakan di tepi jalan ini. Disana, mereka terima pelajaran gratis seperti Matematika, Sains, Bahasa Inggris, serta Pendidikan Jasmani, yang di ajarkan oleh seorang bekas diplomat India serta istrinya.


Semua berawal saat pembantu Veena Gupta, yang tinggal di pinggir sungai, merintih jika beberapa sekolah ditutup sebab epidemi Virus Corona COVID-19-19. Beberapa anak di komunitasnya yang miskin cuma menghabiskan waktu tanpa ada beraktivitas pendidikan.


"Bila mereka tinggal di dalam rumah tanpa ada lakukan apa-apa, mereka bisa menjadi pengemis," kata Dolly Sharma, yang kerja untuk pembantu Veena.


Oleh karenanya, Veena bersama-sama suaminya berinisiatif untuk lakukan edukasi gratis itu. Awalnya, dia menyiapkan buku, pensil serta bahan mengajar yang lain dan membangun ruangan kecil yang terbuka di bawah pohon beringin yang teduh.


"Mereka tidak mempunyai koneksi ke internet, sekolah mereka ditutup serta mereka tidak mempunyai fasilitas untuk belajar," kata Veena.


Lockdown yang ketat di India untuk mengekang penebaran COVID-19 di semua negeri mengakibatkan ditutup-tutupnya beberapa sekolah serta fasilitas pendidikan lain. Beberapa masih ditutup sebab jumlah masalah sudah naik melalui 5 juta, jadikan negeri itu untuk negara terberat ke-2 di dunia sesudah Amerika Serikat.


Disamping itu, banyak sekolah swasta berubah ke evaluasi digital serta kelas online.


Sedang beberapa anak di beberapa sekolah yang diurus pemerintah tidak mempunyai pilihan itu, karena tidak mempunyai fasilitas untuk beli alat evaluasi digital seperti laptop serta gawai.


"Cuma ada satu hp di keluarga saya serta umumnya digunakan oleh ayah, hingga saya tidak dapat belajar online," kata Nitin Mishra, siswa kelas sembilan di kelas Veena itu.


Kelas-kelas di tepi jalan sudah berubah waktu banyak beberapa anak yang memperlihatkan ketertarikan besar mereka. Saat ini, karena ada pertolongan supir Veena dan rekanan yang lain, membuat kelas itu bisa dipisah jadi tiga barisan belajar dengan waktu yang lain.


Selesai kelas, beberapa anak disajikan limun serta kue bikinan sendiri yang disediakan oleh Veena.


Rekanan pengajar yang lain menjelaskan jika mengajar beberapa anak itu membuat mereka berasa bertambah dekat seperti cucu-cucu mereka yang tinggal di luar negeri.


"Ini tingkatkan keyakinan diri saya, serta membuat saya tertarik pada pekerjaan sekolah. Itu yang saya coba kerjakan secara beberapa anak ini, jadi saat sekolah mereka dibuka kembali lagi, mereka sedikit lebih baik dari kelas mereka," tambah Virendra, salah satunya pengajar di kelas itu.


Veena mengharap dapat mengambil semakin banyak sukarelawan untuk mengajar kelas tepi jalan. "Ini bukanlah mengenai uang yang orang dapat sumbangkan serta beri, ini mengenai waktu mereka. Mereka harus menyisihkan sedikit waktu mereka, satu jam atau bisa lebih, bila tidak dapat tiap hari, karena itu dapat tiap 2 hari sekali tiba serta menolong beberapa anak ini," tandas Veena.


Postingan populer dari blog ini

constantly counted on him as well as understood his function

Globe Traveling or even Searching for Enthusiasm Will not Leave That You Are actually

Dark openings: our team believe we've found the mystical birth of one